Mengenal Satupena, Organisasi Penulis yang Kini Mengalami Dualisme Kepemimpinan – Nama organisasi Persatuan Penulis Indonesia atau Satupena mengemuka beberapa hari ini setelah memberikan penghargaan Lifetime Achievement Award kepada Denny JA. Lifetime Achievement Award merupakan apresiasi terhadap seseorang yang berkarya di bidangnya minimal selama 40 tahun.
Mengenal Satupena, Organisasi Penulis yang Kini Mengalami Dualisme Kepemimpinan
myscww – Denny JA yang dikenal sebagai raja survei politik itu dianggap turut memperkaya dunia penulisan, terutama dalam hal puisi esai. Selain Denny JA, ada sebelas penulis lain yang mendapatkan penghargaan fiksi dan non-fiksi.
Melansir seleb, Penerima Non-fiction Award 2021 adalah Azyumardi Azra, Nasir Tamara, Jaya Suprana, Chappy Hakim, Nina Akbar Tanjung, Ilham Bintang, Wina Armada, dan Didin S. Damanhuri. Sementara penerima Fiction Award 2021 adalah Akmal Nasery Basral, Artie Ahmad, dan Fakhrunnas MA Jabbar.
Baca juga : 5 Penulis Berpenghasilan Tertinggi
Informasi penghargaan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial sepanjang Senin dan Selasa, 16 – 17 Agustus 2021. Percakapan yang mengemuka seputar pemberian penghargaan dan dualisme kepengurusan Satupena.
Pengasuh Satupena yang mengadakan pertandingan apresiasi itu dipandu oleh Nasir Tamara- yang pula menyambut Non- fiction Award 2021. Terdapat pula kepengurusan Satupena dipandu oleh presidium yang terdiri dari 5 orang. Mereka merupakan S. Margana, Mardiyah Chamim, Imelda Akmal, Gempar Riyanto, serta Putu Dini hari Arcana. Tiap- tiap kepengurusan tersaring serta tercipta dalam rapat badan yang berjalan pada Agustus 2021.
Kepengurusan Satupena dengan Nasir Tamara selaku pimpinan biasanya tercipta dalam Rapat Biasa Badan pada Pekan, 15 Agustus 2021. Nasir Tamara berkata sebesar 200 orang muncul dalam rapat yang berjalan dengan cara online serta offline itu.” Dalam rapat itu terdapat pergantian perhitungan bawah,” tutur Nasir pada Tempo, Rabu 18 Agustus 2021.
Sedangkan kepengurusan presidium tercipta dari Rapat Luar Lazim pada 1 serta 8 Agustus 2021. S. Margana berkata, sebesar 107 badan muncul dalam rapat yang berjalan dengan cara virtual. Badan rapat, bagi S. Margana, telah mengundang Nasir Tamara, tetapi ia tidak tiba sebab menyangkal kehadiran rapat itu.” Tidak terdapat informasi pertanggungjawaban serta kepengurusan rentang waktu itu otomatis demisioner,” ucapnya.
Menilik sejarahnya, buah pikiran membuat Satupena timbul dikala berjalan Borobudur Writers and Cultural Pergelaran ataupun BWCF di Magelang, Jawa Tengah, pada 8 Oktober 2016. Para Penulis, di antara lain Imelda Akmal, Hikmat Darmawan, Mardiyah Chamim, serta yang lain yang difasilitasi Tubuh Ekonomi Inovatif lewat Delegasi Ikatan Antarlembaga serta Area, setelah itu mematangkan ilham itu.
Para Penulis kemudian mengadakan kongres di Surakarta, Jawa Tengah, pada 26- 29 April 2017. Dari situlah tercipta Aliansi Penulis Indonesia ataupun Satupena. Ini ialah badan yang memadukan Penulis dari bermacam jenis kepenulisan. Mereka berlindung dalam satu badan sebab terdapat sebagian rumor yang hangat diperbincangkan dikala itu. Contoh pajak kepada buatan catat, proteksi dari pemalsuan, independensi berekspresi, serta bermacam hak Penulis yang sepanjang ini terbengkalai.
Tujuan berdirinya Satupena merupakan tingkatkan keselamatan Penulis, tingkatkan kapasitas, penguatan pekerjaan, mencegah hak atas buatan, dan independensi menulis. Tidak cuma meluluskan visi serta tujuan Satupena, kongres di Surakarta pula menata kepengurusan sepanjang 4 tahun ke depan. Terpilihlah Nasir Tamara selaku Pimpinan Biasa Satupena rentang waktu 2017- 2021.
Bila mengintil pada bertepatan pada serta bulan pembuatan kepengurusan itu, S. Margana berkata, hingga rentang waktu kepemimpinan Nasir Tamara di Satupena berakhir pada akhir April 2021. Tetapi Nasir Tamara menyangkal pengertian itu. Ia setelah itu membuktikan Pesan Ketetapan Menteri Hukum serta HAM No AHU- 0014265. AH. 01. 07. Tahun 2017 mengenai Pengesahan Pendirian Tubuh Hukum Perkumpulan Penulis Indonesia.
Dalam pesan ketetapan itu tercetak Perkumpulan Penulis Indonesia disingkat Satupena, berkeduduukan di Jakarta Selatan cocok Akta No 04 Bertepatan pada 7 Agustus 2017 yang terbuat oleh Henny Hendarti Sasongko. Pesan ketetapan itu diresmikan di Jakarta pada 4 Oktober 2017 serta ditandatangani oleh Ketua Jenderal Administrasi Hukum Biasa, Departemen Hukum serta HAM, Freddy Harris.” Cocok dengan Pesan Ketetapan Menteri Hukum serta HAM itu, Satupena legal selaku tubuh hukum semenjak bertepatan pada itu. Jadi era kegiatan aku hingga 4 Oktober 2021,” tutur Nasir.
Nasir Tamara setelah itu mengambil Perhitungan Bawah serta Perhitungan Rumah Tangga Angkatan darat(AD)/ ART Satupena yang menata Rapat Biasa Badan berjalan saat sebelum era kepengurusan berakhir. Atas klaim ini, S. Margana menarangkan pada Mei 2021 telah timbul konsep mengadakan rapat badan sebab kepengurusan habis. Nasir Tamara menyambut usulan itu serta mulai menyambut kontribusi buat melangsungkan rapat. Tetapi kala usulan itu diulas dalam tim WhatsApp badan, bagi S. Margana, tidak kejelasan bab rapat yang awal diagendakan. Bersamaan durasi, bergulirlah rapat badan dari tipe tiap- tiap.
Hal pemberian apresiasi kepada Denny JA serta sebelas Penulis yang lain, Nasir Tamara berkata mereka merupakan Penulis yang hebat serta produktif.” Mereka dianjurkan buat jadi badan Satupena,” tuturnya. Nasir tidak menanggapi persoalan Mengenai ia yang pula memperoleh apresiasi Non- fiction Award 2021 dari Satupena.
Sedangkan Denny JA berkata tidak salahnya ia menyambut apresiasi Lifetime Achievement Award itu.” Mereka telah bertugas keras, apa salahnya menyambut? Bukan aku yang pengaruhi. Serta terdapat 12 orang yang menemukan apresiasi, kenapa aku disalahkan?” ucapnya. Denny JA pula luang bertanya gimana badan memilah banyak orang yang akan memperoleh apresiasi.” Mereka memiliki regu sendiri. Terdapat badan jurinya serta mereka mencari nama- nama itu di Google setelah itu menyaringnya.”
Bab keterlibatannya di Satupena, Denny JA berterus terang dibawa oleh Nasir Tamara buat masuk tim WhatsApp Satupena serta menjajaki metode buat jadi badan.” Aku enggak turut apa- apa di situ serta seketika memandang terdapat pemisahan badan,” tuturnya. Bagi Denny JA, tidak manfaatnya memperbutkan Satupena sebab tidak mempunyai angka.” Melainkan Satupena memiliki peninggalan Rp 2 triliun, ataupun terdapat kantor 10 lantai, ataupun anggotanya 10 juta orang, kemudian bernilai direbutkan.”
S. Margana melaporkan, Satupena tidak bertanggung jawab atas apresiasi yang diserahkan pada Denny JA serta sebelas Penulis mulanya.” Sebab bukan kita yang membagikan,” ucapnya.” Itu golongan lain yang mengatasnamakan Satupena.”
Kepengurusan Satupena hasil Rapat Luar Lazim Badan pada 8 Agustus 2021, bagi S. Margana, mau mengembalikan antusias pembuatan Satupena di Surakarta pada 2017. Biarpun nihil perhitungan, Margana berkata, para Penulis kembali urunan buat menggerakkan badan itu. Sepanjang ini, dekat 230 badan yang terverifikasi dikenakan iuran bulanan sebesar Rp 200 ribu.